Pembelajaran Bermakna dengan Computational Thinking

Solo – SMA Muhammadiyah PK Kottabarat melaksanakan pelatihan Computational Thinking (CT) menyambut tahun pembelajaran baru. Pelatihan CT dilaksanakan selama dua hari yaitu Senin dan Selasa, 5-6 Juli 2021. Pelatihan yang dilaksanaan secara daring melalui platform Zoom ini diikuti oleh seluruh staf pengajar SMA Muhammadiyah PK Kottabarat. Materi mengenai CT dalam pelatihan ini disampaikan oleh Tim Bebras dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Adapun tujuan pelatihan ini adalah mengaktualisasi guru untuk dapat melaksanakan pembelajaran daring yang bermakna bagi peserta didik di tahun pembelajaran yang baru.

Pembelajaran pada tahun pembelajaran kemungkinan besar masih dilaksanakan secara daring mengingat kasus penularan Covid-19 kembali meningkat. Untuk dapat memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran diperlukan pendekatan yang bervariasi. Hal ini mengingat peserta didik dapat mengakses pengetahuan di mana dan dari mana saja. “Siswa kita hari ini adalah siswa yang telah memiliki akses ke seluruh informasi dan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, sebagai pendidik, kita harus mampu menjadi fasilitator bagi siswa dengan mengupgrade kemampuan kita sebagai guru. Salah satunya dengan Computatiinal Thinking yang akan kita pelajari selama dua hari.” Ujar Upik Mairina selaku Kepala SMA PK Kottabarat dalam sambutannya.

Computational Thinking (CT) merupakan seperangkat metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dan lazim diterapkan dalam program komputer. “Konsep CT dalam pembelajaran sesungguhnya bukan hal yang baru. Hal ini karena di negara maju seperti Inggris dan Belanda telah menerapkannya beberapa tahun lalu. Bahkan ada yang memasukkannya ke dalam kurikulum pembelajaran. Tetapi di Indonesia belum banyak dikenal.” Papar Irma Yuliana, ketua tim Bebras UMS. “Oleh sebab itu kami berusaha menyosialisasikan ke sekolah-sekolah dan melakukan pendampingan agar sekolah tersebut dapat menerapkan CT dalam pembelajaran,” imbuhnya.

Pembelajaran dengan CT melatih peserta didik untuk memecahkan masalah yang kompleks dengan menerapkan Abstraction, Algorithms, Decomposing, dan Patern Recognition (AADP). Penerapan CT dalam pembelajaran diharapkan mampu melatih peserta didik untuk mampu mengenali pemecahan masalah yang ia lakukan dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat bermakna dan memudahkan peserta didik untuk mendapat ilmu pengetahuan. “Kami berharap ustad ustadzah dapat mengoptimalkan penggunaan Computational Thinking dalam pembelajaran sehingga dapat menunjang proses pembelajaran. Terutama untuk mempersiapkan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).” Tanggapan Ustazah Khotim selaku Wakil Kepala Sekolang bidang Kurikulum. “Semoga KBM jarak jauh tahun ajaran baru akan lebih fresh dengan metode dan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang baru dari guru. Sehingga prestasi belajar siswa semakin meningkat,” imbuhnya.

Kegiatan pelatihan CT yang dilaksanakan selama dua hari terdiri dari berberapa sesi, mulai dari pengenalan CT, penerapan CT dalam pembelajaran, hingga praktik oleh peserta. “Selama dua hari ini kami memperoleh materi yang sangat bermanfaat. Kami diajak untuk menelaah hingga menyusun soal LKPD berbasis CT. Soal-soal berbasis CT sangat menantang karena soal yang kompleks dan menuntuk kita untuk berpikir sistematis. Ujar Ustaz Firman, pengampu mata pelajaran Biologi. “Meski pelatihan dan materi mengenai CT cukup kompleks alhamdulillah pemateri dan fasilitator menyampaikannya dengan komunikatif dan menarik sehingga kami tetap semangat untuk mempelajarinya.” Tambahnya. (Duwi/Tim Humas SMA Muh. PK Kottabarat)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *