SOLO. Peningkatan mutu pendidikan menjadi fokus dalam Sistem Pendidikan Nasional. Selain aspek kebijakan satuan pendidikan, kompetensi kepala sekolah, infrastrukur dalam hal ini pemerataan akses pendidikan berupa sarana prasarana , dan proses pembelajaran. Kualitas keterampilan dan kompetensi guru menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu. Guru merupakan salah satu unsur atau elemen penting dalam sistem pendidikan, guru berperan sebagai fasilitator dalam penerapan kurikulum dalam terciptanya kegiatan belajar mengajar yang interaktif, komunikatif, inovatif, efektif dan efisien.
Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta menyelenggarakan Workshop Pendidikan dengan Tema “Pemanfaatan Media Pembelajaran Interaktif dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar” Sabtu (17/04/21).
Tujuan dilaksankannya Workshop Pendidikan ini adalah untuk mengupgrade kualitas keterampilan dan kompetensi guru di SMA Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta.
Upik Mairina dalam sambutannya mengatakan “Guru di sekolah diharapkan memiliki kompetensi yang unggul dan terupgrade. Sekarang adalah era digital atau era revolusi industry 4.0, saya sangat berharap guru-guru memiliki kompetensi dan pengetahuan dalam bidang teknologi, sehingga dapat memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar. Apalagi saat ini kita hidup di masa pandemic covid-19, sekolah dituntut menyelenggarakan sistem pendidikan dengan kebiasaan baru. Kemajuan teknologi digital, diharapkan dapat dimanfaatkan dalam menyelenggarakan proses pendidikan yang interaktif, efektif dan efsien, sehingga melahirkan peserta didik yang berprestasi”.
Workshop Pendidikan dibuka oleh Bapak Muhari, S,Pd., M.Pd. selaku pengawas SMA Muhammadiyah PK Kottabarat sekaligus Narasumber pada acara ini. Selain Bapak Muhari, ada Narasumber yang kedua yaitu Ustadzah Nurul Fitria, S.Si guru SMP Muhammadiyah PK Kottabarat.
Muhari memaparkan mengenenai Kebijakan Merdeka Belajar, yaitu mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta. Mengubah pola pikir dan pemangku kepentingan pendidikan menjadi komunitas pengerak. Merdeka belajar dimaknai dengan membiarkan peserta didik belajar senyaman dan sebahagia mungkin.
Sedangkan Nurul Fitria memberi pelatihan pembuatan media belajar yang interaktif. Melalui aplikasi Neorpod, guru diharapkan memiliki media pembelajaran alternatif dalam proses pembelajaran. Neorpod juga dapat menjadi media pembelajaran yang interaktif dan efektif.