Belajar Falsafah Hidup Orang Jepang Melalui Bedah Buku

Solo – SMA Muhammadiyah PK Surakarta kembali mengadakan kegiatan bedah buku pada jumat (19/5). Ini merupakan bedah buku kali ke-5 yang dilaksanakan.

Bedah buku kali ini dibawakan oleh Naylla Allysha Shabira dan Rafid Nur Hidayat dari XI MIPA 1.

Buku yang dibawakan kali ini berjudul “Tha Ikigai Journey” karya Hector Gracia dan Francesc Miralles. Buku dengan tebal 308 halaman ini terbagi dalam 3 bagian yang menjadi jalur ikigai; Perjalanan Mengarungi Masa Depan, Perjalanan Mengarungi Masa Lalu, dan Perjalanan Mengarungi Masa Kini.

Ikigai ini merupakan suatu konsep atau kepercayaan di jepang yang membuat hidup lebih bermakna untuk dijalani. Dalam buku The Ikigai Journey ini dijelaskan bagaimana cara untuk mendapatkan ikigai serta bagaimana menerapkan konsep ikigai dalam kehidupan

Dalam bedah bukunya, Naylla menyampaikan satu bab yang menarik yaitu Toshugu, pelajaran dari 3 monyet. Gambaran tiga monyet ini merupakan metafora dari jepang yaitu tidak melihat, tidak mendengar, dan tidak menyebarkan. Gambaran tidak melihat diartikan sebagai tidak melihat sesuatu dengan cara yg salah, tidak mendengarkan diartikan tidak mendengarkan suatu keburukan, tidak menyebarkan diartikan sebagai tidak menyenarkan suatu keburukan.
Diantara tiga metafora tersebut masih ada hubungannya dengan tiga saringan socrates yaitu kebaikan, kebenaran, keperluan.

Rafid menambakan bahwa buku The Ikigai Journey ini memiliki kelebihan yaitu penjelasan dalam buku sangat jelas dan mudah dipahami pembaca, setiap subbab diberi kisah ringan untuk memberi gambaran kepada pembaca dan mempermudah memahami bab yang sedang dibahas. Sedangkan kekurangannya yaitu ada beberapa kata yg berasal dari bahasa jepang yg tidak diartikan.

Kegiatan bedah buku ini diikuti oleh seluruh siswa kelas XI. Penyampaian materi terjadi interaktif antara peserta dan pembedah buku.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *